kabarkan.co.id – Melambungnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax (Ron 92), mulai Jumat 1 April 2022 ini, mendapat sejumlah tanggapan dari para pengusaha Pertashop yang notabene hanya menjajakan BBM jenis Pertamax tersebut.
Salah satunya datang dari seorang Anggota DPRD Kabupaten Musi Rawas (Mura), fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Imam Kurniawan yang sempat dibincangi Tim kabarkan.co.id, Jumat pagi ini.
Menurut Imam (sapaan akrab Imam Kurniawan, red), pihaknya sangat mendukung atas kebijakan kenaikan harga Pertamax menjadi Rp12.750 perliter (wilayah Sumatera, red) dan tidak merasa dirugikan.
“Sebab, sejatinya harga keekonomian Pertamax di dunia itu berkisar Rp16 ribuan. Jadi harga Rp12 ribuan itu saja, Pertamina masih harus nombok hampir sekira Rp3 ribuan lebih lagi perliternya,” jelas Imam.
Ia berpendapat, dampak yang akan dihadapi para pengusaha Pertashop, yakni menurunnya minat beli dan angka penjualannya saja. Kalau pasokan, Imam meyakini akan tetap stabil, mengingat BBM Pertamax merupakan jenis BBM nonsubsidi.
“Kalau pasokan, kami rasa tidak akan bermasalah. Karena termasuk dalam kategori nonsubsidi. Palingan minat beli masyarakat saja yang akan berkurang dikarenakan selisih harga yang cukup signifikan dengan BBM jenis Pertalite,” jelasnya.
Terpisah, salah seorang warga Kabupaten Musi Rawas, Robi (33) mengaku, kenaikan harga BBM Pertamax, tidak terlalu berpengaruh terhadap dirinya. Menurut Robi, masih ada alternatif lain seperti Pertalite ataupun Premium.
“Jarang juga sih isi Pertamax, paling kalau kepepet aja pas kehabisan minyak dan adanya Pertamax ya baru isi Pertamax,” kata Robi.
Robi berharap, dengan kenaikan harga BBM Pertamax, pasokan BBM jenis Pertalite tetap aman dan stabil. Sehingga masyarakat kecil sepertinya tidak merasa keberatan dan dirugikan oleh kebijakan pemerintah ini.
“Nah, kalau Pertalite nya yang langka, bingung deh tu. Terpaksa isi Pertamax. Kalo bisa tetap aman lah (pasokan Pertalite, red),” harap Robi. (DO)
Komentar